8 Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak
Banyak orang tua yang belum memahami pentingnya memberikan pujian kepada anak dengan cara, temapat dan waktu yang tepat. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, Orang tua sering memberikan pujian yang sifatnya hanya terdengar menyenangkan anak saja tanpa alasan atau justifikasi yang jelas. Atau sebaliknya hanya memberikan pujian jika anak menjadi juara pertama dalam suatu kompetisi yang diikutinya. Usaha-usaha tersebut pada akhirnya tidak akan membantu perkembangan anak yang optimal.
Menurut Elizabeth Hartkey-Brewer dalam Raising and Praising Boys (2005), memberikan pujian kepada anak sebaiknya merupakan bagian penting dalam pola asuh. Memberikan pujian merupakan dasar penting dalam usaha orangtua mengembangkan anak sehingga mereka menjadi individu yang menghargai diri sendiri. Selain itu, juga mendorong anak bermotivasi tinggi, dan selalu melakukan hal terbaik dalam hidupnya baik untuk diri sendiri maupun lingkuangannya.
Sahabat Nirwana Nusantara... kali ini mari kita bahas cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak:
Jika ternyata orang tua sudah merasa percaya diri, coba minta orang lain atau anak kita menilai apakah benar bunda sudah melakukan secara baik dan konsisten? Yukk, kita terus belajar. Selamat menjadi orangtua yang lebih bijaksana.
Menurut Elizabeth Hartkey-Brewer dalam Raising and Praising Boys (2005), memberikan pujian kepada anak sebaiknya merupakan bagian penting dalam pola asuh. Memberikan pujian merupakan dasar penting dalam usaha orangtua mengembangkan anak sehingga mereka menjadi individu yang menghargai diri sendiri. Selain itu, juga mendorong anak bermotivasi tinggi, dan selalu melakukan hal terbaik dalam hidupnya baik untuk diri sendiri maupun lingkuangannya.
Sahabat Nirwana Nusantara... kali ini mari kita bahas cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak:
- Pujilah setiap usaha kecil yang dilakukannya secara realistis, meskipun terlihat sepele. Misalnya, saat anak berhasil Mewarnai gambar, meskipun warnanya tampak tidak beraturan. Atau saat anak berusaha belajar makan sendiri meskipun sendoknya mampir ke pipi dan makanannya pun berceceran. Coba bandingkan cara memuji berikut ini:
a. "Wah gambar langit kamu sangat indah karena kombinasi warnanya sangat bagus!"
b. "Gambar kamu sangat bagus Nak!"
Cara memuji yang pertama (a) lebih disarankan, karena anak yang diberi pujian pertama akan belajar untuk selalu melakukan hal yang lebih baik lagi dibanding pujian kedua. - Senyumlah jika ia gagal melakukan sesuatu dan katakan, "Ayo coba lagi, kamu pasti bisa. Bunda Yakin!". Atau ketika prestasi akademiknya mengalami peningkatan yang sedikit, ucapkanlah, "Wah, hebat anak bunda, prestasinya sudah meningkat. Benar kan, jika kamu terus berusaha ternyata kamu bisa, sayang,".
- Jika ada yang mencela anak kita, bisikkan padanya, "Jangan percaya omongan orang itu, sayang. Percaya deh pada bunda, kamu itu anak hebat!".
- Jika ia bercerita atau menjelaskan sesuatu, segera tanggapi secara antusias, "Oh begitu ya, Kok bisa begitu?Wah, hebat sekali.".
- Lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada mengajari. Misalnya saat anak keliru belajar urutan angka, cukup katakan, "Eh, tadi sehabis angka lima berapa ya? Enam atau delapan ya? Bunda kok lupa (Padahal maksudnya agar anak memperbaiki). Yuk, kita ulangi lagi.
- Apakah bunda sendiri sudah percaya diri di depan umum? Seringkali anak menjadi tidak PD karena bundanya sendiri juga tidak PD. Inilah yang disebut "tidak PD yang menular".
- Jangan pernah membandingkan anak. Jika hal ini dilakukan akan membuat anak menjadi demotivasi dan bisa menurunkan penghargaan anak terhadap dirinya sendiri. Anak merasa tak dihargai atau dicintai. Pastikan akan melakukan sesuatu karena dia menyukainnya, bukan karena ingin mengalahkan temannya. Atau ingin menunjukkan bahwa dia lebih pintar dari teman atau saudara sekandungnya.
- Membuat kesalahan bagian dari proses belajar. Pastikan bahwa Sahabat Nirwana memahai perasaan kecewannya dan tekankan bahwa kegagalan tersebut merupakan bagian dari proses belajar. Yang terpenting anak telah melakukannya dengan baik. Berikan contoh atau pengalaman orang-orang terkenal yang melakukan segalanya dari bawah dan gigih dalam menggapai apa yang diinginkannya.
Jika ternyata orang tua sudah merasa percaya diri, coba minta orang lain atau anak kita menilai apakah benar bunda sudah melakukan secara baik dan konsisten? Yukk, kita terus belajar. Selamat menjadi orangtua yang lebih bijaksana.