Cara Budidaya Ulat Hongkong Mudah Dan Sederhana
Bagi para pecinta burung kicau, ulat hongkong pasti tidak asing. Ulat ini sengaja digunakan sebagai pakan burung karena kandungan gizinya mampu meningkatkan kualitas suara kicauan burung. Fenomena ini tentunya menjadi lahan bisnis baru yang prospeknya bagus. Disamping peminatnya tinggi, harga ulat ini juga cukup tinggi. Budidaya ulat hongkong sendiri tidak terlalu sulit namun memerlukan kesabaran.
Budidaya ulat hongkong tidaklah rumit dan yang paling menarik adalah tidak membutuhkan modal yang besar. Anda dapat memanfaatkan salah satu sudut ruangan di rumah anda untuk budidaya ulat ini, karena beternak ulat hongkong tidak membutuhkan lahan yang luas.
Ulat hongkong sangat baik dibudidaya pada ruang tertutup dengan suhu 29-30°C. Pastikan juga kandang terhindar dari tikus dan semut. Cara budidaya ulat ini dimulai dari tahapan masih ulat, lalu berubah menjadi kepompong, kumbang Tenebrio molitor, yang nantinya bertelur dan menghasilkan ulat.
Pemilihan Tempat Budidaya Ulat Hongkong
Kandang untuk budidaya ulat hongkong dapat dipilih dari papan triplek. Jika anda menggunakan triplek, pastikan pojokan papan ditutup rapat dengan lakban agar indukan ulat tidak kabur. Untuk lebih praktisnya gunakan box plastik yang cukup dalam.
Sebagai media pemeliharaan dapat digunakan campuran dedak halus dan ampas tahu kering. Dedak bisa anda peroleh dengan mudah di toko yang menjual pakan ternak. Sedangkan ampas tahu kering bisa anda peroleh dari produsen tahu di lingkungan sekitar.
Tahapan Budidaya Ulat Hongkong
Pada dasarnya hanya ada 4 hal penting dalam budidaya ulat hongkong yaitu kandang, media pemeliharaan, bibit, dan pakan. Karena bibit dan tempat ternak sudah disiapkan, persiapan selanjutnya adalah pakan ulat hongkong.
Ulat hongkong adalah jenis larva yang dapat memakan ampas tahu, pakan ayam, batang pohon pisang, labu siam, dan sawi. Bahkan ketika anda telat memberi makan, ulat ini bisa memakan kepompongnya sendiri. Pastikan mengganti pakan secara berkala agar tidak menimbulkan jamur dan membusuk.
Cara budidaya ulat hongkong tidaklah sulit, pertama bibit ulat dipelihara dalam media selama 90 hari hingga menjadi kepompong. Pindahkan kepompong pada wadah lain, setelah 10 hari kepompong akan berubah menjadi kumbang.
Pindahkan kembali kumbang pada wadah lain yang berkapas. Kumbang akan melakukan proses reproduksi dan telurnya akan menempel pada kapas. Setelah 10 hari ayaklah media untuk memisahkan telur. Tempatkan kembali kumbang pada wadah semula agar dapat bereproduksi ulang.
Lakukan tahapan tersebut secara berkala. Telur yang dihasilkan akan berubah menjadi ulat hongkong setelah 50 hari pengeraman. Setelah cukup besar, ulat siap panen dan dipasarkan. Jika dalam budidaya ulat hongkong ditemui beberapa ulat yang mati dan berubah warna, segeralah mengganti pakan untuk menghindari penularan.
Baca juga: Cara Budidaya Jamur Lingzhi
Budidaya ulat hongkong tidaklah rumit dan yang paling menarik adalah tidak membutuhkan modal yang besar. Anda dapat memanfaatkan salah satu sudut ruangan di rumah anda untuk budidaya ulat ini, karena beternak ulat hongkong tidak membutuhkan lahan yang luas.
Ulat hongkong sangat baik dibudidaya pada ruang tertutup dengan suhu 29-30°C. Pastikan juga kandang terhindar dari tikus dan semut. Cara budidaya ulat ini dimulai dari tahapan masih ulat, lalu berubah menjadi kepompong, kumbang Tenebrio molitor, yang nantinya bertelur dan menghasilkan ulat.
Pemilihan Tempat Budidaya Ulat Hongkong
Kandang untuk budidaya ulat hongkong dapat dipilih dari papan triplek. Jika anda menggunakan triplek, pastikan pojokan papan ditutup rapat dengan lakban agar indukan ulat tidak kabur. Untuk lebih praktisnya gunakan box plastik yang cukup dalam.
Sebagai media pemeliharaan dapat digunakan campuran dedak halus dan ampas tahu kering. Dedak bisa anda peroleh dengan mudah di toko yang menjual pakan ternak. Sedangkan ampas tahu kering bisa anda peroleh dari produsen tahu di lingkungan sekitar.
Tahapan Budidaya Ulat Hongkong
Pada dasarnya hanya ada 4 hal penting dalam budidaya ulat hongkong yaitu kandang, media pemeliharaan, bibit, dan pakan. Karena bibit dan tempat ternak sudah disiapkan, persiapan selanjutnya adalah pakan ulat hongkong.
Ulat hongkong adalah jenis larva yang dapat memakan ampas tahu, pakan ayam, batang pohon pisang, labu siam, dan sawi. Bahkan ketika anda telat memberi makan, ulat ini bisa memakan kepompongnya sendiri. Pastikan mengganti pakan secara berkala agar tidak menimbulkan jamur dan membusuk.
Cara budidaya ulat hongkong tidaklah sulit, pertama bibit ulat dipelihara dalam media selama 90 hari hingga menjadi kepompong. Pindahkan kepompong pada wadah lain, setelah 10 hari kepompong akan berubah menjadi kumbang.
Pindahkan kembali kumbang pada wadah lain yang berkapas. Kumbang akan melakukan proses reproduksi dan telurnya akan menempel pada kapas. Setelah 10 hari ayaklah media untuk memisahkan telur. Tempatkan kembali kumbang pada wadah semula agar dapat bereproduksi ulang.
Lakukan tahapan tersebut secara berkala. Telur yang dihasilkan akan berubah menjadi ulat hongkong setelah 50 hari pengeraman. Setelah cukup besar, ulat siap panen dan dipasarkan. Jika dalam budidaya ulat hongkong ditemui beberapa ulat yang mati dan berubah warna, segeralah mengganti pakan untuk menghindari penularan.
Baca juga: Cara Budidaya Jamur Lingzhi